rss

Friday, April 25, 2008

Hilangkan Ketergantungan Internasional

Sarie - Okezone
JAKARTA - Penurunan tarif leased line Telkom yang telah ditetapkan pemerintah ternyata tidak memberikan penurunan signifikan pada tarif ritel internet. Namun penurunan tarif sewa bandwidth internasional juga bukan merupakan satu-satunya solusi.

Cara paling mudah untuk menurunkan tarif ritel internet, selain dengan menurunkan tarif sewa bandwidth juga dengan membayar akses bandwidth internasional unlimited melalui konsorsium internet internasional. Namun sayangnya, meskipun aksesnya unlimited dan tidak ada batasan waktu (selamanya), biaya yang dikeluarkan juga cukup mahal yakni Rp5 triliun. Bahkan untuk mendapatkannya pun tidak hanya terpaut oleh biaya tapi negara-negara yang ingin memiliki akses tersebut harus bergabung dalam konsorsium.

"Biaya tersebut hanya dibayarkan satu kali saja dan kita sudah bisa mendapatkan unlimited akses seumur hidup. Tapi hanya anggota konsorsium yang bisa dan tidak mudah untuk menjadi anggota konsorsium karena pengguna internet di Indonesia harus dalam jumlah besar," ujar Senior Manager Voice and Internet divisi Multimedia Telkom M Marpaung usai konferensi pers APJII di Cafe au Lait Cikini Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2008).

Menurut Marpaung baru 30 negara yang bergabung dalam konsorsium tersebut dan Indonesia tidak mungkin bergabung dengan kondisi jumlah pengguna internet yang masih sedikit. "Singapura, Australia dan Amerika sudah bergabung dengan konsorsium tersebut makanya tidak heran jika kita menggunakan, bahkan ketergantungan, dengan negara-negara tersebut," jelas Marpaung.

Namun begitu Marpaung memberikan solusi lain untuk menjauhkan ketergantungan Indonesia pada internet internasional yaitu dengan membangun konten internet dalam negeri. Seperti China yang membuat mesin pencarian lokal dengan nama Baidu.com yang hingga kini mengalahkan pamor Google atau Yahoo di China.

"93 persen trafik internet Indonesia beralih ke luar negeri. Dengan menciptakan konten lokal maka semua trafik tersebut akan masuk lagi ke dalam negeri. Kita tidak perlu susah payah menggunakan jaringan internasional jika apa yang kita inginkan sudah terakomodir di dalam negeri," jelas Marpaung. Namun sayangnya, lanjut Marpaung, industri belum terlalu aware dengan hal ini.

0 Komentar:


Post a Comment

Masukan komentar kamu

 
Sitemeter

Recent Comment

Followers